Selasa, 28 April 2009

Keluarga Qur'ani

KELUARGA QUR’ANI MENURUT HIDAYAH AL-QUR’AN
(Tinjauan Tafsir Maudhu’iy)

ABSTRAK

Keluarga adalah kesatuan masyarakat terkecil, keberadaannya sangat menentukan suatu masyarakat, karena masyarakat adalah sekumpulan keluarga. Bila keluarga baik maka akan tercipta masyarakat yang baikpula. Keluarga bagi anak-anak adalah madrasah awal sebelum mereka mengenal pendidikan formal di sekolah. Kondisi ini menuntut peran kedua orang tua dan semua anggota keluarga lebih maksimal dan optimal untuk menciptakan lingkungan keluarga yang edukasi Qur’ani, sehingga anak-anak tumbuh dan berkembang dalam kondisi dan bimbingan di bawah naungan al-Qur’an. Mengingat urgensitasnya maka pembentukan dan pembinaannya juga harus menjadi perhatian prioritas dengan mengacu pada hidayah al-Qur’an.
Fokus penelitian ini adalah mengangkat permasalahan bagaimana konsep yang ditawarkan (hidayah) al-Qur’an dari membentuk dan membina keluarga? Serta apa yang menjadi indikasi sebuah keluarga yang Qur’ani? Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep keluarga dengan hidayah al-Qur’an dan mencari indikasi keluarga yang Qur’ani sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode penelitian tafsir maudu’i dengan jenis penelitian library research.Berdasarkan data-data dan informasi yang diperoleh dari kajian ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan permasalahan serta dengan menggunakan metode sebagaimana disebutkan maka diperoleh hasil, pembentukan sebuah keluarga harus lebih mengedepankan pada aqidah. Term keluarga dalam Al-Qur’an ada yang disebutkan secara langsung dan ada pula yang disebutkan secara tidak langsung. Indikasi keluarga Qur’ani di antaranya adalah; niat awal pembentukan keluarga adalah karena semata-mata beribadah kepada Allah, anggota keluarga merasa tentram (sakinah) di dalam rumah tangga karena adanya rasa tanggung jawab jasmani dan rohani dari pemimpin (suami/ayah) sehingga satu dengan yang lainnya merasa satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (mawaddah), di samping itu juga tertanam rasa bahwa mereka istiqamah untuk menghadapi berbagai kendala kehidupan dengan bersandar pada Allah dengan kondisi ini lahirlah rasa saling kasih, sayang yang abadi (rahmah).

1 komentar:

Muhajir bin Murlan, M.Ag mengatakan...

trus gimana cara kita tuk bisa menjadi keluarga yang qur'ani itu? kasih tau triknya dong