Rabu, 22 April 2009

Hakikat Manusia

Hakikat Manusia dan Pengembangannya




I.Kata Pengantar



Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksut membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusianya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.

Manusia memiliki ciri-ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan. Ciri khas manusia yang membedakan dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat dan hakikat manusia. Disebut sifat dan hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.

Pemahaman pendidik terhadap sifat hakikat manusia manusia akan membentuk peta tentang karektasistik manusia.peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi , metode, dan teknik, serta memilih orentasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi trnsaksional di dalam interaksi edukatif.

Gambaran tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah pendidik karena adanya pengembangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini. Lebih-lebih pada masa mendatang. Memang banyak manfaat yang dapat diraih bagi kehidupan manusia darinya. Namun, disisi lain tidak dapat dielakkan akan adanya dampak negatif, yang terkandang tanpa disadari sangat merugikan bahkan mengancam keutuhan eksentasi manusia.







II. Permasalahan

1.Apakah sifat hakikat manusia

2.Bagaimanakah dimensi-dimensi hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya.

3.Bagaimanakah pengembangan dimensi hakikat manusia.

4. Kapankah dikatakan sosok manusia Indonesia seutuhnya.

III. Pembahasan



1.Sifat hakikat manusia



Sifat hakikat bersifat filosofis karena untuk mendapatkan landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis, dan universal tentang ciri hakiki manusia. Sifat hakikat juga bersifat normative karena pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur, dan hal itu menjadi keharusan.

Sifat dan hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan.Wujud sifat hakikat manusia yang tidak dimi

liki oleh hewan yaitu:

a. Kemampuan Menyadari Diri

Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh mannusia bahwa dirinya memiliki ciri karakteristik. Yang lebih istimewa ialah manusia dikarunai kemampuan untuk membuat jarak diri dengan akunya sendiri.sungguh merupakan suatu anugerah yang luar biasa, yang menepatkan posisi manusia sebagai makhluk yang memiliki untuk menyempurnakan diri.

b. Kemampuan Bereksistensi

Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan menempatkan diri dan menerobos bukan bukan saja berkaitan dengan soal ruang, melainkan juga dengan waktu.Dengan demikian manusia tidak terbelenggu oleh tempat ruang.Hal ini perlu dibina melalui pendidikan diajar agar belajar dari pengalamannya, belajar mengantipasi sesuatu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan, dari sesuatu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari sesuatu.

c. Kata Hati

Kata hati menunjukkan kemampuan pada diri manusia yang memberi penerang tentang baik buruknya perbuatan sebagai manusia.Kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dan yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia. Dalam kaitan dengan moral (perbuatan), kata hati merupakan petunjuk bagi moral/perbuatan. Usaha untuk mengubah kata hati yang tumpul menjadi kata hati yang tajam disebut pendidikan kata hati. Realitasnya dapat ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaan emosional.

d. Moral

Moral yang sinkron dengan kata hati yang tajam yaitu yang benar-benar baik bagi manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik . Sebaliknya perbuatan yang tidak sinkron dengan kata hati yang tajam disebut moral yang buruk.Seseorang dikata bermoral tinggi karena ia menyatukan diri dengan nilai-nilai yang tinggi, serta segenap perbuatannya merupakan peragaan dari nilai-nilai yang tinggi tersebut.

e. Tanggung Jawab

Tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu sesuai dengan tuntutan kotrat manusia, bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan, sehingga sangsi apapun ditututkan di terima penuh kesadaran dan kerelaan.

f. Rasa Kebebasan

Rasa kebebasan di sini adalah merdeka , artinya bebas berbuat sepanjang tidak bertentangaan dengan tuntutan kotrat manusia. Orang hanya mungkin merasakan adanya kebebasan batin apabila ikatan-ikatan yang ada telah menyatu dengan dirinya, dan menyiwai segenap perbuatannya.

g. Kewajiban dan Hak

Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manisfestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Tak ada hak tanpa kewajiban. Jika seseorang mempunyai hak untuk menuntut sesuatu maka tentu ada pihak yang lain yang berkewajiban untuk memenuhi hak tersebut.

h. Kemampuan Menghayati kebahagian

Kebahagiaan adalah bahwa kebahagiaan itu rupanya tidak terletak pada keadaan diri secara faktual tetapi terletak pada kesanggupan menghayati semua itu dengan keheningan jiwa, dan mendudukkan hal-hal tersebut di dalam rangkaian tiga hal yaitu: usaha.norma-norma, dan takdir.

2. Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia Serta Potensi, Keunikan,dan Dimanika

Ada 4 macam dimensi yang akan dibahas, yaitu:

1. Dimensi Keindividualan

2. Dimensi kesosialan

3. Dimensi Kesusilan

4. Dimensi Keberagamaan

1. Dimensi keindividual

Kesanggupan untuk memikul tanggungjawab sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. Setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat, miskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya, sehingga memelurkan pihak yang lain ( Pendidik ) yang dapat dijadikan tempat bergantung untuk dapat memberi perlindungan dan bimbingan.

2. Dimensi Kesosialan

Setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya didalamnya tergandung unsur saling memberi dan menerima.Adanya kesediaan untuk saling memberi dan merima itu dipandang sebagai kunci sukses pergaulan. Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul, setip orang ingin bertemu dengan sesama.

3. Dimensi Kesusilaan

Dimensi kesusilaan mencakup etika dan etiket. Persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk menambil keputusan susila, serta melaksakanya sehingga dikatakan manusia itu adalah makhluk susila. Manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan.

4.Dimensi Keberagamaan

Manusia memerlukan agama untuk keselamatan hidupnya.Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius. Sejak dahulu kala, sebelum manusia mengenal agama mereka telah percaya bahwa diluar alam yang dapat dijangkau dengan perantaraan alat indranya, diyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini.Manusia memelurkan pendidikan agama untuk keselamatan kehidupannya

3.Pengembangan Demensi Hakikat manusia

Manusia lahir telah dikarunia dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujut potensi, belum teraktualisasi menjadi wujut kenyataan .Dari kondisi ”potensi” menjadi wujut aktualisasa terdapat rentangan proses yang mengandung pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya. Pengembangan demensi hakikat manusia dibagi menjadi dua bagian:

1. Pengembangan yang utuh

Tingkat keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan manusia yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya. Meskipun da tendensi pandangan pandangan mondern yang lebih cendrung memberi tekanan lebih pada pengaruh faktor lingkungan. Optimenisme ini timbul berkat pengruh perkembangan iptek yang sangat pesat memberikan dampak kepada peningkatan perekayasan pendidikan melalui teknologi pendidikan.

2. Perkembangan yang tidak utuh

Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi dalam proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani. Perkembangan yang tidak utuh berakibatkan terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap.









4. Sosok Manusia Seutuhnya



Sosok manusia seutuhnya bearti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti sandang, pangan, kesehatan, ataupun kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, melainkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya sekaligus batiniah.

Selanjutnya juga diartikan sebagai keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa, dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan kebahagaian akhirat.

IV. Pembahasan Penulis

Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya.Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berpikir, makhluk yang berbentuk, makhluk yang dapat dididik. Merupakan pandangan-pandangan tentang manusia yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan untuk manusia tersebut.

Berbagai pandangan tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk kompleks. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa yang dimaksut manausia secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri manusia yang seimbang antara berbagai segi, yaitu antara segi 1. individu dan sosial, 2. jasmani dan rohani, dan 3. dunia dan akhirat.Keseimbangan hubungan tersebut menggambarkan keseralasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan Tuhannya.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan.Kebutuhan tersebut baik pisik maupun mental.Sudah barang tentu manusia berupaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut .

Secara kodrati, manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan dan kehendak.Sekalipun demikian, potensi dasar yang dimilikinya itu tidaklah sama bagi masing-masing manusia. Oleh karena itu sikap, minat,kemampuan berpikir, watak, perilakunya, dan hasil belajarnya berbeda-beda antara manusia satu dengan yang lainnya.

Perbedaaan-perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perilaku mereka dirumah maupun disekolah. Gejala yang dapat diamati adalah bahwa mereka menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan dengan orang lain. Sebagian manusia lebih mampu dalam bidang seni atau bidang ekspresi yang lain, seperti olahraga dan keterampilan, sebagian lagi dapat lebih mampu dalam bidang kognitif atau yang berkaitan dengan illmu pengetahuan.

Menurut Bloom, proses belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah, menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy Bloom, yaitu kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang pengamatan atau penyerapan atas suatu objek.Berarti ia menguasai sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya. Setiap saat, bila diperlukan, pengetahuan yang dimilikinya itu dapat direproduksi. Banyak atau sedikit, tepat atau kurang tepat pengetahuan itu dapat dimiliki dan dapat direproduksi kembali dan ini merupakan tingkat kemampuan kognitif seseorang.

Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan (faktor dasar dan ajar). Faktor dasar yang berpengaruh menonjol pada kemampuan kognitif dapat dibedakan dalam bentuk lingkungan alamiah dan lingkungan yang dibuat. Proses belajar mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang telah dimiliki oleh anak. Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang di ukur dengan tes hasil belajar.

Inteligensi ( kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Dikatakan bahwa antara kecerdasan dan nilai kemampuan kognitif bekorelasi tinggi dan positif, semakin nilai kecedardan seseorang semakin tinggi kemampuan kognitifnya.

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan, Rangsangan tersebut diteruskan melalui saraf sensoris ke saraf pusat ( otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh saraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerekan-gearakan atau kegiatan.

Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Pertumbahan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan baik, dan oleh karena itu seorang individu juga akan mengalami perkembangan kemampuan berfikirnya, manakala pertumbuhan saraf pusat satu saat atau otaknya telah mencapai matang.Perkembangan tingkat berfikir atau perkembangan intelek akan diawali dengan kemampuan mengenal yaitu untuk mengetahui dunia luar. Reaksi atau respon terhadap rangsangan dari luar awalnya belum berkoordinasi secara baik, hampir semua respon yang diberikan bersifat refleks.

Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu. Tindakan itu berarti telah mendapatkan proses mempertimbangkan atau yang lazim dikenal dengan proses analis, evaluasi, sampai dengan kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan. Funsi ini terus berkembang mengikuti kekayaan pengetahuan tentang dunian luar dan proses yang dialami.Pada saatnya seorang akan berkemampuan melakukan peramalan perencanaan, dan berbagai kemampuan analisis dan sentesis.

Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya dan perkembang manusia, banyak hal yang dibutuhkanya Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan.kebutuhan tersebut baik pisik maupun mental.Sudah barang tentu manusia berupaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.jika kebutuhan itu tidak segera terpenuhi maka seseorang akan kecewa,dan sebaliknya jika kebutuhan-kebutuhan terpenuhi maka ia akan merasa senang.

V. Kesimpulan



 Sifat dan hakikat manusia memberikan makna bahwa sebagai tanda-tanda mendasar, yang dapat dilihat secara nyata membedakan manusia dari hewan.Wujud sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan .

 Manusia memiliki potensi untuk mengembangkan diri sebagai dimensi individual, kesosialan, kesusilan, keberagamaan.



 Manusia lahir telah dikarunia dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujut potensi, belum teraktualisasi menjadi wujut kenyataan .Dari kondisi ”potensi” menjadi wujut aktualisasa terdapat rentangan proses yang mengandung pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya. Pengembangan demensi hakikat manusia dibagi menjadi dua bagian: 1. Secara menyeluruh, 2. Secara tidak menyeluruh.

 Sosok Manusia Seutuhnya diartikan sebagai keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara sesama manusia, , antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa, dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dengan kebahagaian akhirat.

Tidak ada komentar: